Salah satu tradisi yang sering dilakukan umat Muslim ketika bulan Ramadan tiba adalah itikaf. Itikaf merupakan ibadah sunnah yang dilakukan dengan cara tinggal di dalam masjid untuk beberapa hari. Dan salah satu tempat yang terkenal dengan tradisi itikafnya adalah Masjid Jami’ Malang.
Mengenal lebih dekat tradisi itikaf di Masjid Jami’ Malang, kita bisa melihat betapa istimewanya kegiatan spiritual ini bagi umat Muslim. Menurut sejarah, tradisi itikaf sudah dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW. Dalam buku “Fiqh as-Sunnah” karya Sayyid Sabiq, disebutkan bahwa Rasulullah SAW selalu melakukan itikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Menurut Ustaz Ahmad Zaini, seorang pakar agama Islam, “Itikaf adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan tinggal di dalam masjid, kita bisa fokus dalam beribadah dan memperbaiki diri.” Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Imam Al-Ghazali, seorang ulama besar dalam sejarah Islam, yang menyatakan bahwa itikaf adalah cara untuk membersihkan hati dan jiwa dari segala dosa dan kesalahan.
Di Masjid Jami’ Malang, tradisi itikaf dijalankan dengan sangat khusyuk dan penuh kebersamaan. Para jamaah yang mengikuti itikaf biasanya mengisi waktu dengan membaca Al-Quran, berzikir, dan mengikuti ceramah agama. Mereka juga sering melakukan shalat berjamaah dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya.
Menurut Ustazah Fatimah, seorang guru agama di Masjid Jami’ Malang, “Tradisi itikaf ini sangat bermanfaat bagi umat Muslim. Selain mendekatkan diri kepada Allah, kita juga bisa memperkuat tali silaturahmi dengan sesama jamaah.” Hal ini juga sejalan dengan pendapat Dr. Amin Abdul Aziz, seorang pakar psikologi agama, yang menyatakan bahwa itikaf dapat memberikan rasa kedamaian dan ketenangan bagi jiwa.
Dengan mengenal lebih dekat tradisi itikaf di Masjid Jami’ Malang, kita bisa belajar betapa pentingnya menjaga hubungan spiritual dengan Allah. Mari kita ikuti jejak Rasulullah SAW dan terus memperkuat iman dan taqwa kita melalui ibadah itikaf di bulan Ramadan ini.